Kuinjakan kaki di rerumputan yang masih berembun
Kugenggam dedaunan
Kurasakan kesejukan mengalir dari tangan dan kakiku
Ku lihat kilau mentari yang memantul silaukan mata
Kurentangkan tanganku
Kubiarkan seluruh tubuhku terjamah hangatnya mentari
Ada kehangatan yang membangkitkan semangatku
Bersinergi dengan kesejukan embun yang membasahi hati
Kicauan burung menjadi melodi
Terbang, lalu hinggap dan terbang lagi
Semakin jelas kudengar saat hinggap didepanku
Semkin besar semangat kudapat diawal hariku
Hanya merdu yang kudengar
Hanya indah yang kulihat
Hanya damai yang kurasa
Sejuk dan hangat menjadi warna
Indahnya Pagi
06 Desember 2008
Pagi Ku Hilang,
Pagi ku hilang,
Apakah kau yang mengambilnya?
Sungguh tega yang mengambil pagiku
Hanya sisakan sisa embun disehelai daun yang jatuh
Pagiku hilang,
Padahal ia begitu berarti
Hariku sempurna saat kunikmati pagiku
Namun kini tak lagi kudapati
Pagiku hilang,
Apakah kau tahu dimana?
Jangan kau coba sembunyikan pagiku
Karena ku pasti akan menemukannya
Apakah kau yang mengambilnya?
Sungguh tega yang mengambil pagiku
Hanya sisakan sisa embun disehelai daun yang jatuh
Pagiku hilang,
Padahal ia begitu berarti
Hariku sempurna saat kunikmati pagiku
Namun kini tak lagi kudapati
Pagiku hilang,
Apakah kau tahu dimana?
Jangan kau coba sembunyikan pagiku
Karena ku pasti akan menemukannya
Aku Tak Bisa Menjadi Bukan Aku
Aku tak pernah bisa menjadi bukan aku
Walau mentari berputar hingga kumati
Kau hirup udara pagiku
Aku tetap tak bisa terus mencintaimu
Hatimu telah kugenggam
kucoba letakkan diatas kecewa
Tak kuharapkan ia terbang menjauh
Agar dapat kulihat saat terbakar teriknya mentari dimusim panas
Kupejamkan mataku
Kucoba tuk melupakanmu
Tapi aku tak pernah bisa menjadi bukan aku
aku tetap tak bisa terus tak mencintaimu
Walau mentari berputar hingga kumati
Kau hirup udara pagiku
Aku tetap tak bisa terus mencintaimu
Hatimu telah kugenggam
kucoba letakkan diatas kecewa
Tak kuharapkan ia terbang menjauh
Agar dapat kulihat saat terbakar teriknya mentari dimusim panas
Kupejamkan mataku
Kucoba tuk melupakanmu
Tapi aku tak pernah bisa menjadi bukan aku
aku tetap tak bisa terus tak mencintaimu
Rindu Yang Tertinggal
Bis mulai berjalan pelan menerobos gelapnya pagi
Air hujan yang tertahan dari tadi malam mulai berjatuhan
Kaca jendela yang tak bisa kututup
Basahi sebagian tubuhku
Ada rindu yang tertinggal
Berbaris dibalik bukit yang kulalui
Hamparan sawah yang mulai menguning
Tinggalkan Rindu yang semakin tertinggal
Semua kenangan
Takkan pernah kulihat
Hingga ia dan mimpiku ada didepan mata
Air hujan yang tertahan dari tadi malam mulai berjatuhan
Kaca jendela yang tak bisa kututup
Basahi sebagian tubuhku
Ada rindu yang tertinggal
Berbaris dibalik bukit yang kulalui
Hamparan sawah yang mulai menguning
Tinggalkan Rindu yang semakin tertinggal
Semua kenangan
Takkan pernah kulihat
Hingga ia dan mimpiku ada didepan mata
Kesedihan dalam harapan
Ada harap yang tersirat
Ada mimpi yang terperi
Ada rindu yang terbelenggu
Ada harapan dalam kesedihan
Saat langit bersedih
Meneteskan air hujan yang basahi rambutmu
Terlihat kesedihan dikedua bolamatamu
Terucap lirih "Wujudkan mimpimu sebelum kumati"
Ada mimpi yang terperi
Ada rindu yang terbelenggu
Ada harapan dalam kesedihan
Saat langit bersedih
Meneteskan air hujan yang basahi rambutmu
Terlihat kesedihan dikedua bolamatamu
Terucap lirih "Wujudkan mimpimu sebelum kumati"
21 November 2008
Kecewa
Kubuka mata,
Yang nampak hanya kegelapan
Kututup mata,
Duniaku semakin gelap
Kutarik nafas yang sempat tertinggal
Dibawah jendela kamarmu
Dan kuberharap tak menemukannya lagi
Tapi kau mengembalikannya padaku
Apa yang kau harapkan?
Padahal ada damai dalam gelapku
Kau bukan lagi mentari
Yang selalu menerangi pagiku
Yang nampak hanya kegelapan
Kututup mata,
Duniaku semakin gelap
Kutarik nafas yang sempat tertinggal
Dibawah jendela kamarmu
Dan kuberharap tak menemukannya lagi
Tapi kau mengembalikannya padaku
Apa yang kau harapkan?
Padahal ada damai dalam gelapku
Kau bukan lagi mentari
Yang selalu menerangi pagiku
02 November 2008
Mimpi
Saat Jakarta mulai terbangun, jalanan ibukota sudah dipenuhi dengan roda jalanan. Seorang bocah berjalan di ramainya pagi itu, tak beralas kaki. Tak ada yang menemani seperti anak kecil diseberang jalan yang dituntun ibunya dengan seragam sekolah dibadannya, berbeda jauh dengan bocah itu, hanya mentari pagi yang setia menerangi setiap langkahnya.
Tatapannya tajam saat melihat sebuah mobil berhenti disebelahnya, mungkin yang ada diimajinasinya dia coba merasakan duduk didalam mobil itu, aah sepertinya tidak,. anak bocah itu tidak senaif itu saya yakin dia hanya bermimpi seperti anak diseberang jalan sana.
Tatapannya tajam saat melihat sebuah mobil berhenti disebelahnya, mungkin yang ada diimajinasinya dia coba merasakan duduk didalam mobil itu, aah sepertinya tidak,. anak bocah itu tidak senaif itu saya yakin dia hanya bermimpi seperti anak diseberang jalan sana.
29 Oktober 2008
Hanya Rindu
Hanya haru
Hanya pilu
Hanya jemu
Hanya semu
Hanya tak menentu
Hanya mengganggu
Hanya duduk menunggu
Hanya itu yang membuatku rindu
Hanya pilu
Hanya jemu
Hanya semu
Hanya tak menentu
Hanya mengganggu
Hanya duduk menunggu
Hanya itu yang membuatku rindu
27 Oktober 2008
sudahlah..
Udara pagi itu terasa lebih dingin dari biasanya
Kabut itu masih mengaburkan pandangan
Dibalik jendela kamar kulihat sebatang pohon hampir tumbang
Sisa hujan lebat tadi malam
Sebait kata terucap
Diheningnya malam itu
"Sudahlah"...
Kabut itu masih mengaburkan pandangan
Dibalik jendela kamar kulihat sebatang pohon hampir tumbang
Sisa hujan lebat tadi malam
Sebait kata terucap
Diheningnya malam itu
"Sudahlah"...
25 Oktober 2008
Pagi Ku
Pagi yang...
Sesuatu Yang Hilang
24 Oktober 2008
Hujan
19 Oktober 2008
Pagi Yang Sempurna
Kerinduan Pagi
Sepi...
Suara Teriakan itu tak pernah terdengar lagi
Hanya Pagi membentang bertepi senja
Kerinduan beterbangan tertiup angin
Namun tak ku temukan kerinduan di pagi itu
Tiupan angin itu perlahan hilang
saat tetesan kebahagiaan hanya tinggal impian
Kau pergi tinggalkan gersangnya kerinduan pagi
Pagi Yang Takkan Kembali
Apakah salah, jika ku harap kecewa saat aku bahagia?
Padahal mentari tak nampak di pagi itu
Hanya luka yang tertanam di dasar hati
Menungggu hingga pagi yang takkan kembali
Ku untai butiran airmata
Ku rangkai sebagai perhiasan kerinduan
Kan ku kalangkan di dadamu
Sebagai pengganti hadirnya pagi ku
Walau mentari makin meninggi
Namun suasana pagi tak akan terganti
Walau pagi itu takkan pernah kembali
Tapi hangatnya selalu menemani...
17 Oktober 2008
Di Suatu Pagi
Aku Pertama menatap indah matanya ketika mentari terbit diufuk pagi, keindahannya membuatku luluh. Layaknya insan yang sedang jatuh cinta semuanya terasa indah, semuanya begitu menyenangkan, dan tiada detik tanpa nama dia di pikiranku.
Walau aku belum terlalu mengenalnya tapi dipagi itu aku tahu namanya saat aku jabat erat lembut tangannya, Lista Cahyawati,. Suara itu selalu terdengar merdu hingga kini.
Karena berbeda sekolah, jadi sangat sulit buat ku selalu memandangi indah kedua matanya, hanya suara merdunya yang selalu kudengar disetiap malamku tapi itu sudah cukup buat sedikit menghilangkan kerinduanku yang kembali ada saat mentari kembali.
Setelah beberapa pagi telah aku lewati, aku ingin bertemu dia disuatu pagi yang dapat kuungkapkan cinta yang dapat kebahagiaan ini sempurna, kuurai maksud dan kurangkai kisah untuk dapat bertemu dia dipagi itu.
Tapi malam terakhir sebelum pagi itu, dia mempunyai kisah indah sendiri. Dia berbagi denganku kisah bahagianya yang menjadi kisah sedih buatku. kisah indahnya dengan temanku.
Dan Pertemuan dipagi itu menjadi tak bermakna, akhirnya aku hanya berbagi cinta dengan pagi, rasa cinta yang menjadi rahasia aku dan pagi hingga kini..
Walau aku belum terlalu mengenalnya tapi dipagi itu aku tahu namanya saat aku jabat erat lembut tangannya, Lista Cahyawati,. Suara itu selalu terdengar merdu hingga kini.
Karena berbeda sekolah, jadi sangat sulit buat ku selalu memandangi indah kedua matanya, hanya suara merdunya yang selalu kudengar disetiap malamku tapi itu sudah cukup buat sedikit menghilangkan kerinduanku yang kembali ada saat mentari kembali.
Setelah beberapa pagi telah aku lewati, aku ingin bertemu dia disuatu pagi yang dapat kuungkapkan cinta yang dapat kebahagiaan ini sempurna, kuurai maksud dan kurangkai kisah untuk dapat bertemu dia dipagi itu.
Tapi malam terakhir sebelum pagi itu, dia mempunyai kisah indah sendiri. Dia berbagi denganku kisah bahagianya yang menjadi kisah sedih buatku. kisah indahnya dengan temanku.
Dan Pertemuan dipagi itu menjadi tak bermakna, akhirnya aku hanya berbagi cinta dengan pagi, rasa cinta yang menjadi rahasia aku dan pagi hingga kini..
Langganan:
Postingan (Atom)