29 Oktober 2008

Hanya Rindu

Hanya haru
Hanya pilu
Hanya jemu
Hanya semu

Hanya tak menentu
Hanya mengganggu
Hanya duduk menunggu
Hanya itu yang membuatku rindu

27 Oktober 2008

sudahlah..

Udara pagi itu terasa lebih dingin dari biasanya
Kabut itu masih mengaburkan pandangan
Dibalik jendela kamar kulihat sebatang pohon hampir tumbang
Sisa hujan lebat tadi malam

Sebait kata terucap
Diheningnya malam itu
"Sudahlah"...


25 Oktober 2008

Pagi Ku


Apa yang lebih berarti daripada tawa?
Adalah sebuah senyuman ..
Seperti berjalan yang lebih penuh arti
daripada berlari,,
Gerimis yang lebih punya keindahan
daripada hujan..
Pagi yang lebih membuat hati tenang
daripada Siang..


Pagi yang...


Seperti apa pagi...
Mendengar cicit-cicit bernyanyi.,
Rintikan embun yang sedikit membasahi rerumputan.,
Menatap mentari yang baru saja terbangun dari tidurnya.,
Atau hanya terdiam
Menunggu cakrawala kembali gelap...

Sesuatu Yang Hilang


Keadaan yang mungkin kan berubah esok pagi
Telah terlihat kini
Meninggi bersama fatamorgana
Yang membuat semua menjadi samar

Bagai kekosongan yang tak bertuan
Mungkinkah hanya ada senyuman bersama airmata?
Bagaimana berjalan diatas ketidakpastian?
hampa...

24 Oktober 2008

Hujan















Dengannya aku berteman sepi
Ku merindukan Rintikan mu
Kau selalu hadir disaat bintang tak menemaniku
Ku bahagia mendengar suara lembutnya gemericikmu


Aku mengerti setiap tetesan
Bagai embun di pagi hari
Jika tanpamu..
Aku takkan mengerti arti kehidupan

19 Oktober 2008

Pagi Yang Sempurna

Kesejukan cahaya kekuningan
Yang merasuk dalam hawa dingin
Burung yang Bertengger dibatang pohon mahoni
Titik air yang berembun diantar kuningnya padi
Dan para petani berlarian dipematang sawah
Dengan senyum hiasi dunia

Itulah pagi yang sempurna

Kerinduan Pagi


Sepi...
Suara Teriakan itu tak pernah terdengar lagi
Hanya Pagi membentang bertepi senja
Kerinduan beterbangan tertiup angin
Namun tak ku temukan kerinduan di pagi itu
Tiupan angin itu perlahan hilang
saat tetesan kebahagiaan hanya tinggal impian
Kau pergi tinggalkan gersangnya kerinduan pagi

Pagi Yang Takkan Kembali


Apakah salah, jika ku harap kecewa saat aku bahagia?
Padahal mentari tak nampak di pagi itu
Hanya luka yang tertanam di dasar hati
Menungggu hingga pagi yang takkan kembali

Ku untai butiran airmata
Ku rangkai sebagai perhiasan kerinduan
Kan ku kalangkan di dadamu
Sebagai pengganti hadirnya pagi ku

Walau mentari makin meninggi
Namun suasana pagi tak akan terganti
Walau pagi itu takkan pernah kembali
Tapi hangatnya selalu menemani...

17 Oktober 2008

Di Suatu Pagi


Aku Pertama menatap indah matanya ketika mentari terbit diufuk pagi, keindahannya membuatku luluh. Layaknya insan yang sedang jatuh cinta semuanya terasa indah, semuanya begitu menyenangkan, dan tiada detik tanpa nama dia di pikiranku.
Walau aku belum terlalu mengenalnya tapi dipagi itu aku tahu namanya saat aku jabat erat lembut tangannya, Lista Cahyawati,. Suara itu selalu terdengar merdu hingga kini.
Karena berbeda sekolah, jadi sangat sulit buat ku selalu memandangi indah kedua matanya, hanya suara merdunya yang selalu kudengar disetiap malamku tapi itu sudah cukup buat sedikit menghilangkan kerinduanku yang kembali ada saat mentari kembali.
Setelah beberapa pagi telah aku lewati, aku ingin bertemu dia disuatu pagi yang dapat kuungkapkan cinta yang dapat kebahagiaan ini sempurna, kuurai maksud dan kurangkai kisah untuk dapat bertemu dia dipagi itu.
Tapi malam terakhir sebelum pagi itu, dia mempunyai kisah indah sendiri. Dia berbagi denganku kisah bahagianya yang menjadi kisah sedih buatku. kisah indahnya dengan temanku.
Dan Pertemuan dipagi itu menjadi tak bermakna, akhirnya aku hanya berbagi cinta dengan pagi, rasa cinta yang menjadi rahasia aku dan pagi hingga kini..