19 Oktober 2008

Pagi Yang Takkan Kembali


Apakah salah, jika ku harap kecewa saat aku bahagia?
Padahal mentari tak nampak di pagi itu
Hanya luka yang tertanam di dasar hati
Menungggu hingga pagi yang takkan kembali

Ku untai butiran airmata
Ku rangkai sebagai perhiasan kerinduan
Kan ku kalangkan di dadamu
Sebagai pengganti hadirnya pagi ku

Walau mentari makin meninggi
Namun suasana pagi tak akan terganti
Walau pagi itu takkan pernah kembali
Tapi hangatnya selalu menemani...

Tidak ada komentar: